“Sejauh ini di dunia hanya ada satu rumah sakit yang menyediakan Bee Therapy, yakni di Jepang. Untuk di Indonesia, para peneliti mencoba mengembangkan pengobatan secara medis dari hasil lebah dan sengatan lebah itu sendiri,” ujar Prof. Dr. Hendro Wardoyo, pengembang terapi sengat lebah.
venom atau racun yang terkandung dalam sengatan lebah memiliki 120 komponen. 60 persennya sudah terdeteksi mampu mengurangi kesakitan hingga kematian.
Venom dalam sengatan lebah berfungsi menormalkan syaraf tubuh. Yang disebabkan pola makan dan pola hidup sehari-hari yang tidak normal. Kemudian, racun itu juga mampu membunuh kuman-kuman dalam tubuh. “Jika dikaitkan dengan infeksi virus, venom ini berfungsi menormalkan syarat-syarat dalam tubuh. Nantinya membentuk perbaikan syaraf-syaraf untuk mempertahankan kekebalan tubuh. Sehingga membentuk antibodi kesehatan,”
Berdasarkan penelitian sekaligus praktek terapi yang sudah dilakukan di Yogyakarta, sudah ada 4 pasien positif HIV/AIDS yang mengalami peningkatan kondisi setelah melakukan terapi.
“Ada 4 pasien sudah periksa dengan terapi sengatan racun lebah, juga rutin minum madu. Setelah 8 kali terapi dasar yaitu sengatan dititik-titik tertentu, pasien kami kondisi kesehatannya lebih membaik,” ujar Prof. Herdro saat ditemui di Pameran Press Tour dan Gathering di Kampus C Unair, kemarin.
Terapi lebah juga dikembangkan untuk diteliti lebih lanjut oleh ITD Unair. Mengenai apa saja penyakit dan infeksi pada manusia yang sampai saat ini belum ditemukan obatnya secara medis. Karena, sengatan lebah beracun sudah diakui oleh organisasi kesehatan dunia, WHO dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar