Minggu, 28 Oktober 2012

LEBAH UNTUK KESEHATAN

Selama berabad-abad, peradaban manusia dari berbagai budaya telah mengenal apiterapi. Apiterapi adalah praktek penyembuhan dan pengobatan dengan memanfaatkan lebah dan hasil sarangnya. Ratusan penyakit dapat disembuhkan dengan apiterapi, mulai dari alergi, gangguan saraf, hingga stroke. Namun setiap penyakit perlu penanganan yang berbeda. Ada penyakit yang dapat sembuh dengan menggunakan madu saja, tetapi ada juga penyakit yang memerlukan penanganan kombinasi, misalnya antara sengat dan madu, atau propolis serta polen. Pengobatan apiterapi ( aphitheraphy) kerap juga disebut pengobatan dengan menggunakan sengatan lebah. Kata ini merupakan perpaduan dari Aphis yang berarti lebah dan therapy yang berarti pengobatan. Apiterapi didefinisikan sebagai upaya berbagai macam penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menggunakan lebah. Sebagian orang menyebutnya apipunktur. Terapi ini digunakan untuk menormalkan gangguan saraf akibat pembuluh yang tersumbat. Penyakit yang dapat disembuhkan dengan apiterapi pun sangat beragam, mulai rematik, asam urat, masuk angin, flu, salah urat hingga penyakit berat seperti stroke, diabetes, dan hipertensi. Bahkan cara ini dianggap cara paling efektif untuk mengobati penyakit degenatif seperti stroke. Di Indonesia apiterapi sudah diakui menjadi bagian dari pengobatan alternatif sejak era 1980 an. Pada prakteknya, sengat lebah dalam pengobatan ini dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung dan secara suntikan yang berisi sengat lebah. Racun sengat lebah diambil dari antibodi murni seseorang yang sudah sering diserang stroke. Jumlah sengatan sangat bergantung dari jenis penyakit. Namun, 3-4 sengatan di titik-titik tertentu dianggap cukup sebagai perkenalan. Pada terapi berikutnya, titik-titik tersebut disengat lagi dalam jumlah yang sama atau lebih, tetapi tidak boleh lebih dari 10 sengatan. Penggunaan apiterapi ditentukan oleh jenis penyakit, umur, dan kontra indikasinya. Sengatan lebah yang sedang bereaksi di tubuh ditandai dengan abnormalitas sejenak. Biasanya, pasien akan mengalami reaksi lokal dan sistemik. Reaksi lokal dicirikan dengan adanya pembekakan di sekitar lokasi sengatan yang diikuti oleh gejala klinis gatal, nyeri dan kaku. Sementara reaksi sistemik yang akan dialami pasien, antara lain demam, lemas, telinga berdengung, dan pusing. Kondisi ini alamiah, seperti halnya reaksi imunisasi karena racun lebah tengah bereaksi dengan tubuh. Untuk menetralisir kondisi ini, pasien dianjurkan untuk mengonsumsi madu serta mengoleskan minyak gosok pada bagian yang bengkak dan gatal. Itulah sebabnya, terapi sengatan lebah lebih efektif bila dikombinasikan dengan pemberian madu, propolis, polen atau royal jelly. Bagi orang yang hipersensitif terhadap racun lebah harus menghindarkan diri dari pengobatan jenis ini. Hal ini disebabkan bisa terjadi reaksi negatif yang serius, bahkan bisa mengakibatkan kematian ( terutama sengatan dari lebah Apis dorsata dan Apis melifera yang berasal dari Afrika). Kontraindikasi (tidak dianjurkan terapi sengat lebah), antara lain sebagai berikut : Hiperalergi terhadap bisa lebah, penderita TBC, penyakit gula/diabetes, kekakuan pembuluh darah karena radang, penyakit ginjal parah, kebanyakan zat albuminura dalam darah, penyakit kencing nanah, penyakit raja singa, kelainan dan penyakit jantung, kecuali penyakit rematik dan jantung Penyakit yang sangat manjur diobati dengan sengat lebah: Rematik otot, rematik persendian, bengkak sendi, rasa linu karena hawa dingin, keseleo waktu olahraga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar