Minggu, 28 Oktober 2012

TERAPI LEBAH

Terapi lebah atau disebut juga apiterapi (dari kata apis = lebah dan therapy = pengobatan) diartikan sebagai pengobatan yang menggunakan berbagai macam produk dari lebah yaitu: madu, madu sarang, madu granulasi, pollen lebah, roti lebah, propolis, lilin, bisa lebah, susu lebah, larva lebah pekerja, larva lebah jantan, dan larva ratu. Sejarah Terapi lebah dimulai di daratan Tiongkok dan Timur Tengah, khususnya Mesir. Pengobatan tradisional di Tiongkok memiliki umur ribuan tahun sebelum pengobatan modern mulai bangkit di Eropa. Salah satu bentuk modifikasi akupunktur yang populer di dunia saat ini adalah dengan menggunakan jarum sengatan lebah madu yang disebut bee acupuncture ("tusuk sengat lebah"). Apiterapi di Indonesia sudah mulai dilakukan sejak tahun 1980-an. Berbagai penelitian dan pelatihan apiterapi diinformasikan ke tengah masyarakat melalui berbagai cara, seperti seminar, lokakarya, kursus, publikasi media massa, dan praktik terapi lebah berupa sengat lebah (Bee Acupunture). Penerapan terapi Lebah di Indonesia sangat beragam dari yang tradisional sampai dengan yang modern, ada yang menerapkan utuh dan ada yang sebagian saja, seperti hanya menggunakan madu saja namun sengat lebahnya tidak digunakan atau menggunakan sengat lebah untuk penyakit tertentu saja. Pada Konferensi Terapi Akupunktur Sengatan Lebah Sedunia ke-II di Nanjing, RRC, pada pertengahan September 1993, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui bahwa Apitherapy bisa digunakan sebagaii alternatif pengobatan, selanjutnya disebutkan bahwa, “Lebah dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit, terutama dari jenis Apis Mellyfera. Kini, terapi sengatan lebah (bee venom therapy - BVT) diterapkan di berbagai negara, antara lain China, Korea, Rumania, Bulgaria, Rusia, dan Indonesia. Di Indonesia ada beberapa lokasi seperti di Semarang, Malang, Bogor, Depok, Sukabumi, Jakarta ,karang reja purbalingga hp: 082326441999. Manado, Papua dll. Bahkan di dalam Alqur’an disebutkan dalam surat An-Nahl : 68-69 “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang diibuat manusia". kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang berfikir“ Apitherapy mengkombinasikan berbagai macam produk lebah dan yang menyertainya yaitu, racun lebah (bee venom), madu (honey), susu lebah (royal jelly), Propolis (perekat sarang lebah) dan sari bunga (pollen). Berikut uraian kandungan kimia dan manfaat dari komponen apitheray bagi kesehatan manusia: Racun Sengat Lebah (bee venom). Secara keseluruhan racun sengat lebah terdiri dari sekitar 120 komponenen kimia aktif, namun baru 40-an komponen yang sudah terdeteksi, diantaranya 11 peptida, 5 enzim, 3 amine, karbohidrat, lemak, dan asam amino. Peptida yang paling berperan adalah melittin, apamin, Mast Cell Degranulating Peptida, dan adolapin. Komponenen zat tersebut akan berfungsi sebagai anti radang, anti jamur, anti bakteri, anti pyretic, serta merangsang hormon ACTH. Hormon ACTH dapat merangsang cortex adrenal untuk memproduksi hormon kortison lebih banyak Enzim utama dalam racun lebah adalah hyaluronidase dan fosfolipase A. Hyaluronidase memecah cairan antar sel sehingga racun lebih cepat menyebar di antara sel, sedangkan fosfolipase A merusak fosfolipid yang menyebabkan kematian sel. Madu (honey). Madu merupakan bahan makanan alami yang tidak ada tandingannya dalam nilai gizinya. Madu tersusun dari berbagai komponen kimia : Asam Organik. Terdiri dari asam oksalat, asam sitrat, asam malat, asam tartatarat, asam laktat, yang punya kemampuan membantu proses metabolime tubuh. Sedangkan asam laktat sendiri bermanfaat mencegah dan penetral senyawa penyebeb tumor atau kanker yaitu besifat karsinogenik, ini karena mengandung laktobasilin yang diketahui menghambat proses pembentukan kanker dan zat berbahaya yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi Enzim. Setidaknya terdiri dari 10 macam, diantaranya lipase, peroksidase, amilase, diastinase, invertase,laktase, protease, oksidase dll. Kesemuanya membantu dalam proses metabolisme dalam tubuh dengan mengurai makanan yang masuk dalam tubuh menjadi lebih sederhana. Vitamin. Terdiri dari vitamin B kompleks, C, K, H atau terdiri dari Riboflavin, niastin, thiamin, piridoksin, asam askorbat, asam pantotenat. Vitamin tersebut sangat berguna sebagai bagian dari enzim dan ko-ensim yang mengatur proses metabolisme, mempertahankan fungsi jaringan tubuh, pembentukan sel baru, membantu pembentukan zat dalam tubuh. Mineral. Berbagai mineral yang terkandung dalam madu diantaranya : Belerang (S), Besi (Fe), Kalium (K), Natrium (Na), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Tembaga (Cu), Mangan (Mu), Klor (Cl), Fospor (P). Kandungan mineral ini sangat bermanfaat dalam tubuh sebagai bahan pembentuk jaringan tubuh seperti tulang dan gigi, rambut, kulit, sel darah merah, juga sebagai pertukaran nilai pH cairan tubuh, membantu proses pembekuan darah, juga untuk kepekaan syaraf dan pengerutan otot. Senyawa lain. Senyawa lain yang belum banyak diketahui secara detail namun mampu sebagai perangsang biogenik, inhibitor, anti bakteri dan anti jamur dan sebagai desinfektan Susu Lebah (Royal Jelly) Cairan seperti susu, yang dihasilkan dari kelenjar saliva (ludah) lebah pekerja. Terdiri dari 20 macam asam amino dengan komposisi cyctine yang terbanyak, disusul lysine dan arginine . Kandungan lain B Kompleks, dengan mutu yang terbaik yang berperan mempercepat penyembuhan luka, luka membusuk (ganggren), herpes, infeksi akibat radang, borok, dermatitis bahkan masuk angin. Juga dalam royal jelly terkandung Vit A dan C. Kandungan acethylchlorine dalam royal Jelly dalam jumlah relatif banyak, sangat berperan dalam berbagai fungsi faal tubuh, seperti merangsang sekresi adrenalin dan berperan sebagai mediator kimia menghantar impuls syaraf. Dengan kemampuan ini royal jelly mampu menstimulasi sekresi kelenjar dan penting sebagai tonikum untuk system syaraf. Dalam penggunaannya untuk terapi, dosis yang dianjurkan relatif kecil yaitu 25 – 50 mg,. Royal jelly juga bermanfaat untuk menghindarkan kelelahan, mengurangi kadar kolesterol dalam darah juga bahan kosmetik pengencang kulit. Perekat Sarang ( Propolis ) Adalah bagian dari koloni lebah yang berfungsi untuk ketahanan sarang dan koloninya dari serangan bakteri, jamur, virus dan mikroba lain. Berasal dari bahasa yunani pro = ketahanan, polis = kota. Kemampuan propolis dalam “pertahanan” dari serangan kuman dari luar adalah pada kadungan Bioflovonoid-nya. Diketahui Bioflovonoid dapat menyembuhkan system kapiler yang tersumbat, memperbaiki kerapuhan dan kebocoran saluran darah yang dianggap penting untuk melawan penyakit. Benang Sari Bunga Jantan ( Bee Pollen ) Bee Pollen adalah sari bunga yang berfungsi untuk penyerbukan. Bee Pollen ukuranya sangat kecil dan terlihat sebagai debu yang berterbangan disekitar tanaman yang berbunga. Dari analisa kimia pollen mengandung berbagai zat yang berguna untuk kesehatan dan penyembuhan penyakit. Kandungan tersebut adalah protein ( 7,1 gr per oz), asam amino ( cystine lysine, histidine, arginine, asparatic, threonine, serine, glutamic, alanine, valine, methionine, isoleusine, leucine, tyrosine, phenilalanine dan tryptophan), mineral ( kalsium, besi, potassium, fosfor, sodium, yodium, magnesium, seng, tembaga, boron, barium, chromium, mangan dan strontium), vitamin ( A, B1, B2, B3, B6, B12, C, D, E ), enzim ( amilase, protease, lipase), lain-lain ( karbohidrat, serat, gula, abu, dll). Bee Pollen diketahui dapat memulihkan kurang nafsu makan apada anak-anak dan anemia, juga dapat menstimuli pebentukan darah merah, penyembuh bagi hati yang terinfeksi/rusak, mengembalikahn vitalitas. Dari beberapa penelitian di buktikan pollen sebagai antibiotik alami untuk bakteri E. Coli dan Proteus. Asam amino yang dikandungnya lebih lengkap dibanding daging, susu dan telur.

TERAPI API UNTUK GANGGUAN SYARAF

Fire Therapy atau terapi api adalah teknik pengobatan dari Tibet. Terapi ini menggunakan 12 jalur meridian tubuh, yang berfungsi membuka dan melancarkan peredaran darah. Gangguan kesehatan seperti gangguan pencernaan, sendi, pernapasan, dan saraf, bisa diatasi. Dalam teori pengobatan Traditional Chinese Medicine (TCM), api, salah satu dari lima unsur (logam, kayu, air, api, dan tanah), merupakan lambang kehidupan dan kebudayaan Cina maupun Tibet. Orang-orang kuno Cina percaya bahwa dunia fisik terdiri dari lima unsur. Lima unsur ini mendukung dan menentang satu sama lain untuk mempertahankan keseimbangan dalam ekosistemnya. Begitu pula dengan masyarakat Tibet. Sejak dahulu orang Tibet percaya bahwa api dapat membawa keberkahan, baik untuk kehidupan maupun kesehatan. Tak heran, terapi api populer di masyarakat Tibet untuk mengatasi berbagai keluhan kesehatan. Pada awal perkembangannya, terapi api atau fire therapy hanya dikuasai oleh para biksu atau pendeta Tibet. Para biksu tak punya niat memasarkan terapi ini keluar dari Tibet. Mereka hanya mau mempraktikkan terapi ini bagi pengikut-pengikutnya. “Suatu ketika, seorang biksu Tibet merasa kasihan pada orang asing yang mengalami sakit. Lewat terapi api yang diberikannya, orang asing tersebut mengalami kesembuhan. Selanjutnya, ia mengangkatnya sebagai murid. Dari situlah terjadi negosiasi untuk memasarkan terapi api ke dunia luar dengan visi membantu orang-orang untuk mendapatkan kesehatan yang sempurna,” ungkap Dr. Angelique Puspadewi dari Health & Beauty Club (HBC), Pluit, Jakarta, yang menghadirkan fire therapy ala Tibet di Jakarta. Vasodilator Fire therapy adalah sebuah teknologi yang menyempurnakan penggabungan teknologi Barat dan Timur untuk sebuah proses penyembuhan penyakit. Elemen dan terapi ini adalah akupresur, ramuan tanaman tradisional, dan vasodilator (zat yang menyebabkan pelebaran pembuluh darah). Ada beberapa manfaat yang dapat dipetik dari terapi ini. Saat proses akupresur misalnya, bagian ini memperbaiki dan mempertahankan kinerja otot tubuh, sistem kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah jantung), sistem pernapasan, kinerja sistem limfatik (sistem kelenjar getah bening), sistem endokrin (sistem hormonal) dan saraf, sistem pencernaan, serta sistem peremajaan kulit, sebut saja menghidupkan sel-sel yang rusak, kolagen. Manfaat pemberian ramuan tradisional adalah rileksasi seluruh sistem dan metabolisme tubuh (terutama jaringan saraf di otak) dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Sementara itu, manfaat vasodilator adalah melebarkan pembuluh darah. Hal ini dapat terjadi lantaran energi panas yang ditimbulkannya. Manfaat lain adalah merileksasikan sistem jaringan tubuh dan melepaskan sumbatan pada pembuluh darah dan saraf (melancarkan peredaran darah). 12 Jalur Meridian Menurut Budi, praktisi fire therapy HBC, daerah yang disasar pada terapi api adalah 12 jalur meridian tubuh. Meridian adalah jalan utama (besar) yang berjalan secara membujur. Dengan kata lain, meridian merupakan “saluran” untuk menyebarkan chi (energi vital) ke seluruh tubuh. Secara keseluruhan, tubuh dibungkus oleh rajutan meridian. Jika salah satu bagian dari tubuh mengalami sakit, bagian yang lain akan merasakan sakit juga. Selain sebagai penghubung rasa, meridian juga berfungsi sebagai penyalur rangsangan. Jika kita melakukan pemijatan atau rangsangan pada salah satu titik tertentu, efek rangsanganya dapat sampai pada organ yang dituju. Sebaliknya, meridian juga dapat menyalurkan penyebab penyakit. Ke-12 meridian tubuh itu adalah 3 meridian yin dari tangan (meridian paru-paru, meridian perikardium, meridian jantung), 3 meridian yang dari tangan (meridian usus besar, meridian selaput jantung, meridian usus halus), 3 meridian yin dari kaki (meridian limpa, meridian ginjal, meridian hati) dan 3 meridian yang dari kaki (meridian perut, meridian kantong empedu, meridian kandung kemih). “Ke-l2 jalur meridian itulah yang disasar pada proses terapi api,” papar Budi. Pijat dan Ramuan Proses terapi api terbilang unik. Ada dua macam prosedur terapi yang dilakukan HBC - untuk melakukan pengobatan, yakni proses punggung dan perut. Pertama, proses punggung, awalnya dilakukan pemijatan di daerah punggung yang telah ‘dibersihkan terlebih dahulu dengan handuk kering. Selanjutnya dilakukan pemijatan-pemijatan. Pemijatan ini dimaksudkan untuk melemaskan 12 jalur meridian tubuh yang terletak di sebelah kanan dan kiri tulang belakang. Kemudian, di atas punggung diletakkan seutas tali yang mengandung ramuan tradisional Tibet. “Tali diletakkan lurus pada punggung, kemudian ditutupi handuk kering dan dilapisi kembali dengan handuk anti- api, yang telah direndam dalam air hangat, Alkohol 96 persen dituang ke atas handuk antiapi mengikuti formasi tali. Nyalakan api dari bawah atau bagian pinggul hingga bagian atas, yakni ke bagian punggung. Selagi api menyala, lemaskan tulang ekor secara perlahan,” ungkap Dr. Angelique. Setelah itu, api dimatikan dengan handuk basah, dan dilakukan pemijatan di titik-titik meridian tubuh sebelah kanan dan kiri. Arah pemijatan, dari depan ke belakang, menyesuaikan irama jantung. Proses pemijatan ini diulang enam hingga delapan kali. Selanjutnya, semprotkan arak penutup pori-pori dan lemaskan kembali seluruh otot tubuh hingga kaki. Terakhir, lakukan pemijatan kembali yang bertujuan mengendurkan urat saraf dan sel tulang belakang. Kedua, yakni proses perut, kata Budi, hampir sama dengan proses pada punggung. Bedanya, formasi tali dibuat berbentuk tambang yang melingkar di perut. Tujuan formasi ini untuk membantu proses penyembuhan penyakit di bagian perut. Untuk persendian, terapi api dilakukan pada bagian yang dikeluhkan, misalnya di bagian lutut dan tungkai kaki. “Terapi ini baik juga dilakukan untuk mereka yang punya keluhan tulang belakang yakni hernia nucleus pulposus, sendi (rheumatoid arthritis), jantung dan pembuluh darah, sistem pernapasan (asma, bronkitis), saraf (stroke, neuritis), pencernaan (maag), reproduksi (haid tidak lancar), dan meremajakan kulit,” kata Budi. Untuk pengobatan, lakukan terapi api 2-3 kali selama 3 minggu. Untuk menjaga kesehatan, lakukan seminggu sekali. Menurut Dr. Angelique, terapi api ini tidak punya efek samping.

MENGENAL TERAPI SENGAT LEBAH

Mengenal Terapi Sengat Lebah Terapi sengat lebah yang lebih dikenal sebagai apipunktur adalah salah satu bentuk modifikasi akupuntur yang populer di dunia, dengan menggunakan jarum sengatan lebah madu. Konon, terapi sengat lebah ini bisa mengobati setidaknya 500 jenis penyakit, bahkan Terapi Sengat Lebah diklaim bisa meningkatkan konsentrasi dan mengobati kanker payudara. Asal Terapai Lebah. Terapi lebah atau disebut juga apiterapi diartikan sebagai pengobatan yang menggunakan berbagai macam produk dari lebah. Terapi lebah dimulai di dataran Tiongkok dan Timur Tengah, khususnya Mesir. Pengobatan tradisional di Tiongkok memiliki unmur ribuan tahun sebelum pengobatan modern mulai bangkit di Eropa. Terapi Lebah di Indonesia. Apiterapi di Indonesia sendiri sudah mulai dilakukan sejak tahun 1980-an. Berbagai penelitian dan pelatihan apiterapi diinformaskan ke tengah masyarakat melalui berbagai cara seperti seminar, loka karya, kursus, publikasi media massa dan praktik terapi lebah berupa sengat lebah. Penerapan terapi lebah di Indonesia sangat beragam, mulai dari yang tradisional sampai dengan yang modern. Ada yang menerapkan utuh dan ada yang sebagiannya saja, namun sengat lebahnya tidak digunakan hanya untuk penyakit tertentu saja. Apiterapi ini bisa digunakan sebagai alternatif pengobatan, mengobati berbagai macam penyakit terutama dari jenis Apis Mellyfera. Bahan Untuk Terapi. Apiterapi mengombinasikan berbagai macam produk lebah dan yang menyertainya, yaitu: Racun lebah (bee venom). Madu (honey). Susu lebah (royal jelly). Propolis (perekat sarang lebah). Sari bunga (pollen). Kandungan Racun Sengatan Lebah. Secara keseluruhan, racun sengat lebah terdiri atas 120 komponen kimia aktif, namun baru 40-an yang terdeteksi, diantaranya: 11 peptida. 5 enzim. 3 amine. Karbohidrat. Lemak Asam amino. Peptida yang paling berperan adalah melittin, apamin, Mast Cell Degranulating Peptida dan adolapin. Komponen zat tersebut akan berfungsi sebagai anti radang, anti jamur, anti bakteri, antipyretic serta merangsang hormaon ACTH. Hormon ACTH ini dapat merangsang cortex adrenal untuk memproduksi hormon kortison lebih banyak hyaluronidase dan fosfolipase A. Hyaluronidase ini berfungsi untuk memecah cairan antar sel sehingga racun lebih cepat menyebar diantara sel, sedangklan fosfolipase A merusak fosfolipid yang menyebabkan kematian sel. Jenis Lebah Untuk Terapi. Jenis lebah yang biasa digunakan adalah jenis lebah Autralia dan Italia, yakni jenis Apismelifera yang aman untuk pengobatan, karena kalau selain jenis lebah tersebut, serumnya masih berbahaya. Dan uniknya lagi, sengatan lebah dari jenis ini tidak menyebabkan pembengkakan atau demam. Titik Sengatan. Terapi lebah berfungsi untuk mengaktifkan sel-sel sartaf, memperbaiki jaringan sel kulit dan berguna untuk mengatasi sekitar 500 jenis penyakit. Titik yang digunakan untuk sengatan lebah ini ternyata hampir sama dengan titik akupunktur yaitu pada titik meridian. Dalam mengobati pasien, sengatan lebah diberikan secara bertahap, tergantung dari tingkat penyakit dan kondisi pasien. Biasanya setelah dilakukan terapi sengatan lebah ini, akan diberikan ramuan herbal sebagai kelanjutan pengobatan setelah pasien di rumah nanti.

LEBAH UNTUK KESEHATAN

Selama berabad-abad, peradaban manusia dari berbagai budaya telah mengenal apiterapi. Apiterapi adalah praktek penyembuhan dan pengobatan dengan memanfaatkan lebah dan hasil sarangnya. Ratusan penyakit dapat disembuhkan dengan apiterapi, mulai dari alergi, gangguan saraf, hingga stroke. Namun setiap penyakit perlu penanganan yang berbeda. Ada penyakit yang dapat sembuh dengan menggunakan madu saja, tetapi ada juga penyakit yang memerlukan penanganan kombinasi, misalnya antara sengat dan madu, atau propolis serta polen. Pengobatan apiterapi ( aphitheraphy) kerap juga disebut pengobatan dengan menggunakan sengatan lebah. Kata ini merupakan perpaduan dari Aphis yang berarti lebah dan therapy yang berarti pengobatan. Apiterapi didefinisikan sebagai upaya berbagai macam penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menggunakan lebah. Sebagian orang menyebutnya apipunktur. Terapi ini digunakan untuk menormalkan gangguan saraf akibat pembuluh yang tersumbat. Penyakit yang dapat disembuhkan dengan apiterapi pun sangat beragam, mulai rematik, asam urat, masuk angin, flu, salah urat hingga penyakit berat seperti stroke, diabetes, dan hipertensi. Bahkan cara ini dianggap cara paling efektif untuk mengobati penyakit degenatif seperti stroke. Di Indonesia apiterapi sudah diakui menjadi bagian dari pengobatan alternatif sejak era 1980 an. Pada prakteknya, sengat lebah dalam pengobatan ini dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung dan secara suntikan yang berisi sengat lebah. Racun sengat lebah diambil dari antibodi murni seseorang yang sudah sering diserang stroke. Jumlah sengatan sangat bergantung dari jenis penyakit. Namun, 3-4 sengatan di titik-titik tertentu dianggap cukup sebagai perkenalan. Pada terapi berikutnya, titik-titik tersebut disengat lagi dalam jumlah yang sama atau lebih, tetapi tidak boleh lebih dari 10 sengatan. Penggunaan apiterapi ditentukan oleh jenis penyakit, umur, dan kontra indikasinya. Sengatan lebah yang sedang bereaksi di tubuh ditandai dengan abnormalitas sejenak. Biasanya, pasien akan mengalami reaksi lokal dan sistemik. Reaksi lokal dicirikan dengan adanya pembekakan di sekitar lokasi sengatan yang diikuti oleh gejala klinis gatal, nyeri dan kaku. Sementara reaksi sistemik yang akan dialami pasien, antara lain demam, lemas, telinga berdengung, dan pusing. Kondisi ini alamiah, seperti halnya reaksi imunisasi karena racun lebah tengah bereaksi dengan tubuh. Untuk menetralisir kondisi ini, pasien dianjurkan untuk mengonsumsi madu serta mengoleskan minyak gosok pada bagian yang bengkak dan gatal. Itulah sebabnya, terapi sengatan lebah lebih efektif bila dikombinasikan dengan pemberian madu, propolis, polen atau royal jelly. Bagi orang yang hipersensitif terhadap racun lebah harus menghindarkan diri dari pengobatan jenis ini. Hal ini disebabkan bisa terjadi reaksi negatif yang serius, bahkan bisa mengakibatkan kematian ( terutama sengatan dari lebah Apis dorsata dan Apis melifera yang berasal dari Afrika). Kontraindikasi (tidak dianjurkan terapi sengat lebah), antara lain sebagai berikut : Hiperalergi terhadap bisa lebah, penderita TBC, penyakit gula/diabetes, kekakuan pembuluh darah karena radang, penyakit ginjal parah, kebanyakan zat albuminura dalam darah, penyakit kencing nanah, penyakit raja singa, kelainan dan penyakit jantung, kecuali penyakit rematik dan jantung Penyakit yang sangat manjur diobati dengan sengat lebah: Rematik otot, rematik persendian, bengkak sendi, rasa linu karena hawa dingin, keseleo waktu olahraga.

API TERAPI SENGAT LEBAH MADU

Disebutkan dalam Alquran surat An Nahl ayat 68-69, di dalam madu lebah terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Produk turunan yang dihasilkan lebah ada 13 buah, di antaranya madu, propolis, royal jelly, pollen, bee venom, lilin lebah, madu sarang, roti lebah, larva lebah, dan phedra. Kata aphitherapy (apiterapi) adalah perpaduan bahasa Latin, aphis berarti lebah dan therapy, pengobatan. Apiterapi didefinisikan sebagai upaya pengobatan komplementer untuk tujuan prefentif, kuratif, dan rehabilitasi menggunakan lebah dan produk turunannya. Penggunaan madu lebah untuk kesehatan, kata Dr. Adji Suranto, Sp.A, dari Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur (PDPKT) DKI Jakarta, telah diketahui sejak ribuan tahun lalu. Lukisan karang zaman batu (6000 SM) memperlihatkan kegiatan honey hunting. Bukti tertua penggunaan madu untuk mengobati infeksi kulit dan luka, borok, penyakit mata dan telinga, tertulis dalam keramik bangsa Samaria (2000 SM). The Ebers Papyrus (1550 SM) mencatat resep-resep madu untuk pemakaian luar, yaitu untuk terapi kebotakan, luka bakar, abses, dan pereda nyeri. Madu juga dimanfaatkan untuk menyembuhkan luka usai pembedahan, termasuk sunat, supositoria, mengurangi peradangan, serta meredakan kaku sendi. Hingga tahun 1990, katun yang direndam dalam jus lemon dan madu masih digunakan sebagai alat kontrasepsi. Penggunaan sengat lebah untuk terapi nyeri sendi dan artritis telah lama dilakukan oleh bangsa Yunani. Pelopornya adalah bapak kedokteran modern, Hippocrates. Tahun 1888, Dr. Philip Tere dari Perancis meneliti hubungan antara sengat lebah dan rematik. Sebelumnya, tahun 1864, Prof. Libowsky melaporkan kesembuhan pasiennya yang menderita rematik dan neuralgia setelah diterapi dengan sengatan lebah. Pengobatan menggunakan sengat (bisa) lebah dikenal sebagai apipuntur. Apipuntur, kata Dr. Adji, adalah bagian dari apiterapi. Apipuntur memanfaatkan bee venom dan metode akupuntur. Lebah untuk terapi ini jenis Apis mellifera dan Apis cerana. Apipuntur sendiri merupakan bagian dari apiterapi. Sengat atau racun lebah sangat baik untuk menormalkan segala aktivitas pembuluh darah dan saraf. “Hasil penelitian menunjukkan bahwa sengat lebah mengandung melitin, apamin, peptida 401 (MDC), inhibitor protease, dan norepinephrine,” kata dokter yang mendalami pengobatan komplementer sejak tahun 1999 ini. Apiterapi secara umum dimanfaatkan untuk meredakan gangguan rematik, masuk angin, flu, salah urat, hingga penyakit berat, seperti darah tinggi, diabetes, dan kanker. Cara ini pun diklaim efektif untuk mengobati penyakit degeneratif, seperti stroke. Dalam praktik apipuntur, dituturkan Dr. Adji, sengat lebah yang dimasukkan ke dalam tubuh dilakukan dengan dua cara, yakni langsung (direct bee sting) dan lewat suntikan berisi racun lebah. “Racun lebah diambil dari antibodi murni seseorang yang sudah sering disengat lebah,” katanya. Jumlah sengatan tergantung pada jenis penyakit. Namun, satu sengatan di titik-titik tertentu dianggap cukup sebagai perkenalan. “Dalam terapi berikutnya, titik-titik tersebut disengat lagi, tetapi tidak boleh lebih dari 10 sengatan,” ujar pria satu anak ini. Sengatan lebah yang sedang bereaksi di tubuh ditandai dengan ketidaknormalan sejenak yang sifatnya individual. Reaksi pasien berbeda-beda, apakah sebelumnya pernah disengat lebah atau tidak. Biasanya pasien akan mengalami reaksi lokal dan sistemik. Ciri reaksi lokal adalah pembengkakan di sekitar lokasi sengatan, gejala klinisnya gatal, nyeri, dan kaku. Reaksi sistemik berupa demam, lemas, telinga berdengung, dan pusing. Menurut Dr. Adji, bila reaksi itu terjadi pada pasien yang sensitif, diganti dengan pemberian obat antihistamin selama 10 hari. Selanjutnya baru boleh dilakukan apiterapi lagi. Kondisi di atas, kata dokter lulusan FKUI 1988 ini, adalah alamiah karena racun lebah sedang bereaksi di dalam tubuh. Seperti saat kita diimunisasi. Untuk menetralkan kondisi tersebut, ia menganjurkan konsumsi madu dan mengoleskan minyak gosok di bagian yang bengkak dan gatal. Karena itu, terapi sengat lebah akan lebih efektif bila dikombinasikan dengan pemberian madu, propolis, pollen, atau royal jelly. Meski dikombinasi, tidak semua jenis penyakit bisa disembuhkan dengan terapi yang sama. Contohnya, untuk kencing manis, terapi tambahan yang digunakan adalah pollen dan propolis. Untuk gangguan katarak, selain sengat lebah, terapinya berupa tetes mata madu trigona dan madu lebah. Untuk gangguan rematik, ada dua titik yang disengat, yakni titik lokal di mana yang sakit dan titik sistemik, yaitu titik akupuntur zusanli (daerah bercekung di bawah lutut). Selain sengatan di titik itu ditambah konsumsi royal jelly, propolis, dan citosan. Terapi apipuntur dilakukan dalam 12 kali pertemuan. “Biasanya pada kunjungan pertama titik yang disengat hanya satu. Hari berikutnya ditambah satu titik sengatan lagi. Begitu seterusnya. Lamanya sengatan antara 10-15 menit. Setelah itu bisa diulang lagi,” katanya. Pemanfaatan apipuntur, tambah Dr. Adji, ditentukan oleh jenis penyakit, umur pasien, dan kontraindikasinya. Wanita hamil, bayi, anak-anak, dan orang lanjut usia dianjurkan tidak menjalani terapi ini.

PRODUCT TERAPI LEBAH MADU

Terapi Produk Lebah Madu Apiterapi (terapi lebah) adalah pengobatan dengan lebah dan/atau produk yang dihasilkan oleh lebah. Apiterapi merupakan pengobatan kuno, menurut catatan yang ditemukan di lembah efrat pengobatan ini dilakukan pada 2100 dan 2000 sebelum masehi. Hypocrates, dokter yunani kuno dan “bapak kedokteran” tercatat sebagai orang yang menggunakan madu sebagai ekspektoran dan menyatakan bahwa madu bisa menyebabkan panas, yang berguna untuk membersihkan bisul dan luka. Dalam sanksekerta Veda India kuno, madu merupakan obat dari semua gangguan. Bagi umat kristen, alkitab memiliki banyak refrensi tentang madu. Amsal 16:24 menyebutkan bahwa perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang MADU, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang. Amsal 24:13, anakku, makanlah MADU sebab itu baik; dan tetesan MADU manis untuk langit-langit mulutmu. Dalam al-Quran surah an-nahl ayat 68 : dan tuhanmu mewahyukan kepada lebah “buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan ditempat yang dibikin manusia. Ayat 69: kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu. Dari perut lebah itu keluarlah minuman (MADU) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkannya. Dalam ajaran agama Budha ada 5 jenis obat yang bisa dikonsumsi oleh para bhikkhu setelah makan siang, salah satuya adalah MADU. Selama 3 bulan para bhikku dan bhikkuni yang bermeditasi tidak mengkonsumsi apapun kecuali MADU. Apimondia komisi Apiterapi bekerja untuk mempromosikan penggunaan produk-produk perlebahan untuk apiterapi dan mengusulkan definisi sebagai berikut : APITERAPI adalah konsep medis, berdasarkan dasar-dasar ilmiah dan dikuatkan oleh pengetahuan tradisional. Termasuk ; * Prosedur produksi perlebahan yang ditujukan untuk pembangunan kesehatan. * Transformasi produk perlebahan , berdiri sendiri, atau besama-sama dengan tanaman obat serta derivatifnya (api-farmakope) dan, * Protokol klinis yang menggabungkan penggunaan api-farmakope dan/atau obat lebah (api-medicine). Tulisan ini memberikan gambaran singkat dari produk lebah yang digunakan dalam Apiterapi. MADU Madu secara tradisional telah dianggap sebagai obat atau tonik, daripada makanan sehari-hari. Saat ini madu semakin dikenal untuk penyembuhan dan anti-bakteri jika dikonsumsi secara oral, atau digunakan sebagai pengobatan untuk luka dan luka bakar. Sebagai contoh, masyarakat banyak tahu madu dan lemon sebagai obat mujarab untuk meredakan sakit tenggorokan. Saat ini terdapat penjelasan ilmiah dalam hal ini: vitamin C jeruk nipis memiliki efek stimulasi dan anti-infektif kekebalan tubuh, sedangkan madu memiliki kekuatan obat. Bakteri yang paling umum menyebabkan sakit tenggorokan adalah Streptococcus pyogenes, dan percobaan laboratorium telah membuktikan bahwa madu dapat menghambat pertumbuhan bakteri ini. Bakteri lain yang dapat dihambat pertumbuhannya oleh madu adalah Hellicobacter pylorum – penyebab bisul. Madu mempunyai beberapa unsur dan sifat yang dapat menyembuhkan. Hal ini termasuk keasaman, aktifitas enzym, hidrogen peroksida dan potensi osmotik yang tinggi. Salah satu enzyme yang terdapat dalam madu adalah glukose oksidase. Enzim ini diproduksi oleh kelenjar hypopharing (kepala) lebah. Ketika madu diencerkan, enzim diaktifkan dan mengoksidasi glukosa untuk menghasilkan asam glukonic dan hidrogen peroksida. Tekanan osmotik yang tinggi dalam madu berbenaan dengan konsentrasi gula yang tnggi: ini berarti bahwa madu memiliki efek osmotik, yang dapat menyebabkan kerusakan membran bakteri, sehingga menghambat pertumbuhan mikroba. Madu juga dapat digunakan untuk penyembuhan kulit dan mengeringkan luka. Sifat antibakteri dan komposisi fisiknya dapat mempertahankan kelembaban dan memungkinkan oksigen tetap lolos, sehingga baik untuk mencegah infeksi, mengurangi peradangan dan mempercepat penyembuhan. Pada tahun 2003, dua kiriman madu dari Zambia ditemukan mengandung antibiotik streptomicin dengan kadar rendah. Menurut Codex Alimentarius (standard madu dunia) madu tidak boleh mengandung antibiotik. Dalam Uni Eropa, antibiotik seperti streptomicin, tetraciclin, penicilin dan sulfonamid adalah ilegal untuk digunakan pada peternakan lebah. Tetraciclin dapat digunakan untuk mengobati foul brood, tetapi dalam pengawasan pihak veteriner dan tetap dalam prosedur sehingga lebah dalam masa pengobatan tidak boleh dipanen madunya. Madu yang berasal dari Zambia dipanen oleh peternak lebah yang hidup dan bekerja di hutan terpencil di propinsi North West. Hal ini sangat tidak mungkin bahwa peternak lebah menggunakan antibiotik dalam perlebahan mereka. Tidak ada penyakit lebah madu yang diketahui, dan peternak lebah tidak memiliki sumber daya, kemungkinan atau keharusan untuk menggunakan antibiotik dalam perlebahan mereka. Jadi bagaimana bisa streptomicin dapat ditemukan dalam madu? Apakah mungkin bahwa itu kandungan alami dari madu, yang dibawa oleh lebah ke sarang selama mereka mencari makan.?. Streptomycin diproduksi oleh bakteri dari genus Streptomyces; bakteri yang umum dan luas. Streptomycetes telah ditemukan dalam sampel yang dikumpulkan dari hutan miombo, di tempat-tempat yang sering dikunjungi oleh lebah, seperti cekungan di pohon. Indikasinya bahwa streptomycin dapat terdapat secara alami dalam madu. Hal ini berimplikasi terhadap undang-undang tentang madu dan perdagangan madu dunia, serta untuk memahami biologi lebah madu dan peranan madu dalam kesehatan dan penyembuhan. Hal ini juga diketahui dari penelitian bahwa semut dan Streptomycetes memilik hubungan yang sangat erat. Beberapa semut pemotong daun memiliki bintik-bintik putih pada tubuh mereka. bintik ini adalah koloni dari spesies Streptomyces, menghasilkan antibiotik untuk melindungi sumber makanan koloni semut dari patogen lainnya. POLLEN / TEPUNG SARI Pollen sangat penting bagi kehidupan lebah madu, dan beberapa peneliti mengklaim bahwa nilai gizi dari bee pollen merupakan yang paling lengkap di alam. Hal ini dikarenakan bee pollen mengandung semua unsur penting, mengandung sekitar 30 % protein termasuk semua asam amino esensial, semua spektrum vitamin dan mineral, trace element (unsur kelumit), prekursor hormon, karbohidrat, dan asam lemak. Bee Pollen juga memberikan energi, mengatasi kelelahan, depresi, dan mengatasi flu dan pilek. Bagi lebah madu kehadiran Pollen sangatlah penting. Tanpa kehadiran Pollen lebah tidak dapat berkembang biak dan meneruskan keturunannya. Pollen merupakan sumber utama pembuatan Royal jelly dan worker jelly. Worker jelly merupakan makanan lebah pekerja dan larva lebah pekerja. Tanpa kehadiran pollen maka lebah tidak bisa memproduksi worker jelly, artinya tidak ada makanan untuk larva lebah pekerja. Berita buruknya lebah tidak mempunyai keturunan untuk melanjutkan kehidupan koloninya. Sebagaimana diketahui umur dari lebah pekerja sekitar 35 hari, bisa disebut 5 minggu. Bisa dibayangkan apabila lebah tidak mendapat pollen dalam waktu 5 minggu maka koloni akan kolaps. Pertanyaan yang paling sederhana, mengapa pollen begitu penting bagi lebah, apa yang terkandung dalam pollen sehingga mempunyai peranan yang sangat vital dalam kelangsungan hidup suatu koloni?? Secara teknis pollen merupakan biji jantan dari bunga. Ia dapat dipandang sebagai sel sperma jantan dari tanaman yang berbunga dan ia sangat diperlukan bagi tanaman untuk kawin. Setiap bunga dalam planet ini memproduksi pollen, yang diproduksi pada benang sari bunga itu sendiri. Bee Pollen merupakan sebutan bagi pollen yang dikumpulkan oleh lebah (bee) dan disimpan dalam sarangnya. Menariknya selama mengumpulkan pollen dari tanaman, lebah menyerbukkan lebih dari 80% dari tanaman yang ada. Secara naluri lebah mengumpulkan pollen yang kaya akan nitrogen (asam amino) dan meninggalkan pollen yang miskin akan asam amino. Jadi apabila kita mengambil pollen langsung dari bunga dan dibandingkan pollen yang diambil oleh lebah, maka akan terdapat perbedaan nilai gizi yang sangat besar. Untuk jelasnya bee pollen merupakan makanan yang secara alami paling komplit. Komposisi kimia bee pollen ASAM AMINO (per 100 bagian) Arginin 4,7 bagian Histidin 1,5 bagian Isoleucin 4,7 bagian Leucin 5,6 bagian Methionin 1,7 bagian Phenilalanin 3,5 bagian Threonin 4,6 bagian Triptophan 1,6 bagian Valin 6,0 bagian Asam glutamat 9,1 bagian VITAMIN (per 1.000 miligram bee pollen) Thiamin (Vitamin B-1) 9,2 mg Riboflavin (Vitamin B-2) 18,5 mg Niacinamid (Vitamin B-3) 200 mg Pyridoksin (Vitamin B-6) 5 mg Asam pantotenat (Vitamin B-5) 30-50 mg Asam folat 3,64-6,8 mg Laktoflavin Vitamin A 0,5-0,9 mg Vitamin C 7-15 mg Vitamin E sedikit MINERAL (per 1.000 mg bee pollen) Potassium 600 mg Mineral lain Magnesium 1%-12% Kalsium 1%-15% Copper 0,05%-0,08% Silika 2%-10% Pospor 1%-20% Sulfur 1% Klor 1% Mangan 1,4% Bee pollen juga mengandung 17% rutin (Vitamin P). HORMON-HORMON Gonadotropin dan Estrogen HGH (Hormon Pertumbuhan) PROPOLIS Propolis mengandung getah dan resin yang dikumpulkan oleh lebah madu dari tanaman. Dalam banyak kasus senyawa itu sendiri merupakan respon dari tanaman yang ‘cedera’, atau melindungi tanaman dari predator dan patogen. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa propolis memiliki sifat anti-jamur, antiinflamasi, anti-bakteri. Bagi lebah sendiri propolis berfungsi untuk menutup lubang sarangnya, dan bermanfaat untuk mencegah kontaminasi dari luar. Dapat dibayangkan bahwa dalam sarang lebah mempunyai kelembaban kurang lebih 90% dan suhu 35%, suatu keadaan yang sangat sesuai untuk pertumbuhan jamur dan mikroorganisme lain. Tetapi pada kenyataannya tidak ada jamur dan mikroorganisme yang tumbuh dan berkembang dalam sarang lebah. Keadaan steril ini dikarenakan lebah telah melindungi sarangnya dengan propolis. Propolis sendiri mempunyai karakteristik yang berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya. Kenyataan ini masuk diakal, dikarenakan lebah mempunyai sifat dan keseimbangan tersendiri terhadap lingkungannya. Suatu contoh, propolis yang dikumpulkan dari Apis mellifera di daerah yang kering tidak mempunyai sifat anti jamur, sedangkan propolis yang dikumpulkan dari lebah Trigona (klanceng) yang notabene hidup di dalam rongga pohon mempunyai sifat anti jamur. Kesimpulan dari kenyataan di lapangan ini adalah lebah mengumpulkan propolis yang paling sesuai dengan apa yang dia perlukan, sesuai dengan kondisi alam dan lingkungan dimana lebah tinggal. Suatu kenyataan yang tidak boleh begitu saja dikesampingkan. Petanyaan yang timbul kemudian adalah apakah propolis yang di datangkan dari luar negeri lebih baik dari propolis lokal?, sedangkan kita semua tahu bahwa keadaan alam luar negeri berbeda dengan keadaan alam Indonesia?. Apakah justru tidak malah sebaliknya propolis lokal semisal Trigona (klanceng) lebih baik dari propolis dari luar negeri?. Hal ini perlu penelitian lebih lanjut. Dari hasil pengamatan di lapangan diketahui bahwa Trigona memproduksi propolis lebih banyak daripada Apis mellifera. Bila kita menghubungkan dengan kenyataan bahwa Trigona tidak mempunyai sengat, maka kenyataan ini masuk akal. Perlindungan utama dari kontaminasi dan serangan dari luar adalah propolis (karena lebah ini tidak mempunyai sengat). Dalam kesempatan lain kita akan mengupas lebih jauh mengenai hal ini termasuk bagaimana kita memisahkan propolis dengan malam dan hal lain yang akan mengurangi manfaatnya. Propolis telah dikenal sejak lama sekali, hipocrates meresepkan propolis sebagai obat untuk menyembuhkan sakit tenggorokan, luka, baik luka luar maupun luka dalam. Propolis juga dimanfaatkan untuk penyembuhan sakit gigi, salah satu kemungkinannya adalah bahwa ia bekerja dengan menghambat enzim glukosiltransferase dari bakteri Streptococcus mutan. Bakteri ini menghasilkan asam laktat dalam mulut yang meluruhkan enamel gigi. Bahan Aktif Dr. K. Lund Aagaard merupakan peneliti terbaik dibidang propolis, menyatakan bahwa,”sembilan belas senyawa dengan struktur kimia yang berbeda telah diidentifikasi dalam propolis sejauh ini”. Senyawa-senyawa yang terkandung dalam propolis ini termasuk golongan bioflavonoid semisal betulene dan isavanillin. Kandungan Vitamin dan Mineral Menurut peneliti pada Konfrensi Aplication of Apiculture (bee culture) dalam pengobatan, propolis kaya akan : Vitamin A (karoten) Vitamin B1 Vitamin B2 Vitamin B3 biotin Albumin Kalsium Magnesium Besi Seng Silika Potassium Posphor Mangan Cobalt Copper Catatan : Propolis mengandung 500 lebih bioflavonoid daripada yang ditemukan dalam jeruk. Selain vitamin K propolis diketahui mempunyai semua vitamin, dari empat belas mineral yang diperlukan oleh tubuh propolis mengandung semuanya kecuali sulfur. Propolis mengandung 50-70% resin, 30-50% Bee Pollen dan 10% essensial oil. Sebagaimana Royal Jelly dan Bee Pollen, propolis juga mengandung senyawa yang masih belum teridentifikasi yang bekerja bersama-sama secara sinergi untuk menciptakan keseimbangan yang sempurna. ROYAL JELLY Lebah Pekerja dan lebah ratu memulai kehidupan sebagai telur yang identik. Apakah telur berkembang menjadi lebah pekerja atau ratu ditentukan oleh makanan apa yang diberikan kepada mereka. Telur akan berkembang jadi lebah pekerja jika mereka diberi makan worker jelly dan berkembang menjadi ratu jika diberi makan Royal jelly. Selanjutnya ratu lebah dewasa berbeda dalam banyak hal dengan lebah pekerja dewasa, meskipun keduanya sama-sama berjenis kelamin betina. Ratu sangat subur dan bertelur sangat produktif. Sedangkan lebah pekerja, meskipun betina ia adalah betina mandul. Begitu produktifnya ratu sehingga dalam satu hari mampu bertelur hingga 2000 butir (dalam berbagai textbook) - meskipun berdasarkan pengalaman penulis, selama 3 bulan mencatat dan menghitung telur ratu. Rata-rata ratu lebah di Indonesia bertelur 1.000 – 1.500 butir per hari. Bila telur-telur ini dikumpulkan dan ditimbang, maka beratnya mencapai 200 kali bobot ratu itu sendiri. Suatu kenyataan yang luar biasa. Ratu mampu hidup hingga 3 tahun, dan sebagian textbook menyatakan mampu hidup hingga 5 tahun. Bayangkan dengan lebah pekerja yang ‘hanya’ hidup 35 hari, padahal mereka berasal dari telur yang sama. Yang membedakan hanya makanannya. Sejak periode larva, ratu diberi makan Royal jelly dan selama masa hidupnya ratu hanya makan Royal jelly, bukan makanan yang lain (madu dan bee pollen). Kandungan Royal jelly yang paling menarik menurut penulis adalah Juvenile Hormon (hormon kemudaan). Artinya dengan mengkonsumsi royal jelly secara kontinyu akan mengembalikan semua hal yang kita dapatkan ketika kita masih muda. Pada waktu masih muda kita tidak mudah capek meskipun bekerja berat, kulit halus, secara sexsual luar biasa, kecepatan pemulihan kondisi sehabis sakit, dll. Sederhananya royal jelly membantu meningkatkan produktifitas, kesehatan, kecantikan dan kemudaan. Untuk memulihkan keadaan pasca sakit hendaknya memperbanyak mengkonsumsi produk perlebahan, terutama Royal jelly. Royal jelly sangat bermanfaat untuk menguatkan tubuh pasca sakit, malnutrisi, ataupun trauma pasca operasi. Manfaat Royal jelly * Membantu menjaga kulit tetap halus, kencang dan elastis * Meningkatkan vitalitas * Meningkatkan kesuburan dan memulihkan impotent * Meningkatkan kemampuan kekebalan tubuh dalam melawan virus dan infeksi bakteri * Membantu keseimbangan hormon * Mempunyai sifat bakteriocidal pada bakteri seperti staph * Meningkatkan pertumbuhan * Menurunkan kadar lemak darah dan kolesterol * Membantu regenerasi pertumbuhan tulang * Berguna untuk membentuk jaringan dan otot * Membantu penyembuhan luka * Menjaga kesehatan hati (hepato-protective) * Meningkatkan kekuatan fisik * Menyediakan dukungan fisiologis eksta selama masa kehamilan dan menopause * Mengurangi rasa nyeri akibat arthritis * Membantu meningkatkan daya ingat dan fungsi mental * Mempunyai efek menurunkan depresi * Membantu mengatur keseimbangan bobot tubuh * Memulihkan kondisi tubuh pasca sakit maupun operasi.